Bismillahirrohmaanirrohiim,,
Bangsa Indonesia menetapkan setiap tanggal 02 Mei untuk diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), padahal jika membaca Api Sejarah I karya Ustadz Ahmad Mansur Suryanegara, penetapan tanggal ini kuranglah tepat adanya. Namun saat ini kita tidak akan membahas panjang lebar mengenai hal tersebut, cukup sebagai awalan menuju substansi artikel pada kesempatan kali ini saja.
Jika di sekolah-sekolah dan kampus-kampus seluruh Indonesia merayakan dengan cara upacara bendera pada tanggal 02 Mei kemarin, KAMMI pun tak mau kalah dan ikut merayakannya pula. KAMMI sebagai kependekan dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia turut merayakan Hardiknas ini dengan AKSI turun ke jalan untuk menyuarakan nurani-nurani rakyat yang terbungkam. Tanggal 02 Mei 2012 ini KAMMI Kota Bandung melakukan aksi kolaborasi bersama dengan organisasi-organisasi mahasiswa lainnya, KAMMI tergabung di dalam Aliansi Mahasiswa Bandung bersama HMI, GMNI, GMKI, PMII, dan beberapa organisasi mahasiswa lainnya.
Agenda pertama adalah masing-masing dari kami berorasi di depan kampus UNISBA (Universitas Islam Bandung), tepat di depan pintu masuk. Selain mencoba menggugah kesadaran kawan-kawan mahasiswa di sana tentang kondisi pendidikan saat ini di Indonesia, juga mengajak seluruh elemen yang merasa pendidikan saat ini masih jauh dari jangkauan untuk segera bergabung bersama menyuarakan jeritan-jeritan hati rakyat ini.
Setelah dirasa semuanya telah berkumpul, maka kami pun berjalan arak-arakan menuju taman DAGO alias jembatan Flyover Cikapayang. Sembari berjalan kami semua menyanyikan yel-yel terkait pendidikan, “Pendidikan bukan milik pemodal, pendidikan juga bukan milik penguasa, tapi pendidikan milik kita semua”, “Sekolahnya harus murah, kuliahnya harus gratis, anggarannya dinaikkan”. Selain itu, kami juga menyuarakan bahwa RUU Perguruan Tinggi yang saat ini tengah digodok oleh wakil rakyat kita di Senayan, ditengarai adanya pihak asing yang ikut intervensi sehingga arah pendidikan di Indonesia menjadi semakin kapitalis. Tidak bisa dibayangkan jika nanti RUU PT tersebut goal, maka yang ada adalah semakin mahalnya biaya pendidikan dan rakyat miskin semakin bodoh karena tidak mampu menjangkau pendidikan yang murah.
Usai berorasi di jembatan Cikapayang, maka kami pun melanjutkan perjalanan hingga ke depan Gedung Sate yang merupakan Gedung Pemerintahan Provinsi Jawa Barat. Dengan bergabung bersama organisasi mahasiswa lainnya seperti ini, secara khusus KAMMI Kota Bandung ingin menunjukkan keseriusan bahwa hal terkait pendidikan ini sudah rawan dan patut untuk diperhatikan secara seksama. Tuntutan dari mahasiswa tidaklah muluk-muluk, cukup stabilkan kondisi pendidikan di Indonesia, sekolah gratis, kuliah murah, dan anggarannya dinaikkan. Jika tidak mampu, maka kami menyeru agar Menteri Pendidikan, Bapak M. Nuh segera turun dari jabatannya.
Demikian kabar AKSI dari KAMMI STKS Bandung yang sedari awal sampai akhir mengikuti AKSI peringatan Hari Pendidikan Nasional di Kota Bandung.
Suguhan kabar KAMMI dari Departemen Humas dan Media
KAMMI STKS Bandung
G A L L E R I E S
Recent Comments