Akhir Masih Mutiara
Lima Agustus, adalah hari terakhir dalam kegiatan ini. Rangkaian kegiatan yang diformat dari LDK (Lembaga Dakwah Kampus) untuk menyambut mahasiswa-mahasiswi baru yang beragama islam tentunya. Simpel istilah familiar yang digunakannya, ta’aruf. Kontroversial sedikit tentunya, dan cukup heboh kalau diperdengarkan bagi beberapa kalangan, terlebih kalangan yang secara dzohir maupun bathin telah mendamba ke penyempurnaan agama. Siapa saja yang merasa semoga dimudahkan dan dikuatkan. Dilancarkan kalau yang sudah waktunya dan dikuatkan bagi yang belum saatnya. Wah, jadi beralih topik gini. Maaf ya…
Agenda yang rutin setiap tahunnya, acara disetting dengan menarik. Mulai dari substansi yang fundamental tentang islam, tsaqofah keislaman, perkenalan tentang LDK (ini substansi pokok yang nyebabkan disebut ta’aruf) dan beberapa training-training tambahan lainnya, kepenulisan ataupun training motivasi berprestasi. Satu tujuan utamanya; akan ada generasi Rabbani yang luar biasa. Allahu Akbar.
Kali ini satu mutiara kembali hadir, takjub aku dalam kilaunya. Ya, layaknya tahun-tahun sebelumnya kampusku memanglah kampus yang istimewa, ada beberapa anak dengan cacat netra tetap bisa mengenyam pendidikan di sini. Hingga dii kepanitiaan kini kembali ada yang beda dan luar biasa. Rina, aku biasa menyapanya. Ia seorang penderita low vision. Penglihatannya yang sangat terbatas dan lebih mendekat pada total tak kelihatan. Meski tanpa tongkat ia tetap bisa melangkah dan meski tanpa aba-aba ia masih tetap bisa meraba. Sungguh kemandirian luar biasa yang kala itu aku tangkap dari sang pujangga muda itu, Rina. Gadis 19 tahun yang hobi berpuisi.
Recent Comments