Monthly Archives: February 2013

Jabar Merindu Penerus Kian Santang

Hanya tinggal menghitung waktu, jika kemarin perhelatan akbar pesta demokrasi sudah hangat dicontohkan di Ibukota Negara dan menghadirkan Jokowi sebagai pemegang tampuk kepemimpinan. Maka kali ini bergeser sedikit ke arah timur dan masuk ke gerbang Jawa Barat (Jabar). Menekuk jari perlahan akan segera terhitung beberapa hari yang tersisa untuk menjawab, “siapa yang menjadi Jabar 1?”.

Media memang selalu membanggakan, selang keputusan dan penetapan bakal calon pasangan gubernur dan wakil gubernur spontan massa langsung tahu beritanya. Akan memilih pendekar pelanjut Kian Santang untuk menjadi pembaharu Pasundan, tanah gemah ripah yang diwariskan. Lima pendekar berikut partner perangnya sudah siap berlaga dengan segudang kampanye politiknya. Tak sekedar berangkat dari kemampuan, tapi juga banyak yang menggandeng popularitas sebagai modal, baik dalam wadah partai ataupun secara independen.

Dari kemampuan sampai popularitas,

Kaca bening sudah ada di hadapan sekarang. Sembari diam dan merenung sering mempertanyakan bercampur gelisah keheranan. Beberapa dari kandidat yang maju adalah para pekerja seni yang tidak sembarangan. Popularitas mereka memang sudah tak perlu diragukan; yang jadi tanda tanya “Kenapa politik jadi panggung hiburan?”, tak banyak asumsi yang akan hadir, selain “Karena masyarakat lebih membutuhkan hiburan daripada tata negara dan hukum kebijakan”.

“Pahami masyarakatmu maka akan lancar dan lincah titahmu”. Satu paradigma tawaran dari ranah gerak kesosialan semoga menjadi semilir angin yang diperhitungkan di tengah semarak panas kampanye mega metropolitan.

Pentingnya memahami masyarakat,

Jika hendak mengambil hati, maka cobalah melakukan tindakan yang penuh simpati dan empati. Hakikat pemahaman atas masyarakat masih sama, dimana masyarakat tidak hanya dimiliki oleh satu orang atau satu kelompok saja. Juga tidak dimiliki oleh pemerintah setempat atau unit pembangunan lainnya, namun masyarakat dimiliki oleh setiap orang yang hidup di dalamnya. Dari hakikat di awal, maka bisa disatukan kesimpulan; kampanye tidak hanya melakukan pendekatan pada tokoh, tapi bagaimana bisa menjaring hati masyarakat secara keseluruhan. Dan fase inipun tak sempurna jika hanya diselesaikan dalam kurun masa tidak lebih dari tiga bulan. Berkesinambungan dan memang tak cerdas kalau hanya rekayasa penglihatan. Semua harus dari awal mulai gencar diprogramkan.

Selaras dengan misi kampanye dan pengelolaan masyarakat nantinya, di sini sudah ada bekal kemasyarakatan yang memang sudah dimiliki. Masyarakat kita terdiri dari orang-orang yang saling menyayangi dan bergaul satu sama lain. Mereka berbagi sumber daya untuk hidup keseharian. Selalu berbagi keuntungan dari kegiatan pengembangan masyarakat. Jika kecerdasan pemanfaatan peluang dimiliki oleh para kandidat, maka ini akan menjadi //entry point// tersendiri yang tinggal memberikan sedikit polesan untuk mengibarkannya dalam pemberdayaan kemasyarakatan.
Continue reading

Advertisement
Categories: Sosial dan Politik | Tags: , , , , , | Leave a comment

Posisi Tawar KAMMI di Mihwar Muassasi*

Telah banyak dibahas dalam berbagai tulisan kader KAMMI lainnya bahwa manhaj dakwah kita yang memiliki kesamaan dengan manhaj Tarbiyah memiliki mahawir arba’ah atau empat mihwar, yakni mihwar tandzimi, mihwar sya’bi, mihwar muassasi dan juga mihwar daulah. Tidak dipungkiri bahwa dari masing-masing mihwar tersebut yang telah kita lewati hingga saat ini mencapai mihwar muassasi dan insyaAllah sedang menyongsong mihwar daulah, terkandung di dalamnya berbagai amal siyasi, karena memang demikian adanya, bahwa amal siyasi tak dapat dipisahkan dari amal dakwah.

Hal tersebut di atas sesungguhnya sejalan dengan paradigma gerakan yang telah digariskan di dalam manhaj kaderisasi KAMMI, yaitu salah satunya adalah KAMMI sebagai gerakan politik ekstraparlementer. Sebuah aktivitas politik yang jelas-jelas bebas dari kungkungan kuasa parlemen yang memerintah negeri tercinta kita ini, Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sejatinya, Kata kunci di mihwar muassasi ini adalah kepakaran dan spesialisasi. Kepakaran dalam tataran praktisnya dapat dilakukan oleh para kader KAMMI dimanapun berada dengan menguasai secara expert di bidang yang tengah digelutinya. Semisal bahwa kader X memiliki kepakaran di bidang ekonomi syari’ah, maka sudah selayaknya KAMMI menggiring isu-isu strategis seputar ekonomi Indonesia untuk kembali diluruskan dalam rel yang benar, yakni bagaimana seharusnya Indonesia bersikap terhadap permasalahan ekonomi Indonesia, kemudian mencari jalan keluar sesuai dengan tuntunan dari Allah dan Rasul-Nya. Ini sungguh sangat sejalan dengan implementasi prinsip gerakan KAMMI yang kedua, “Solusi Islam adalah tawaran perjuangan KAMMI”.

Continue reading

Categories: Ke-KAMMI-an, Risalah Pergerakan | Tags: , , , , , | Leave a comment

GIS (Gubernur Idaman Semua)

GIS

(GUBERNUR IDAMAN SEMUA)

Bismillahirrohmaanirrohiim…

Jawa Barat adalah salah satu provinsi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki potensi sedemikian besarnya. Mulai dari potensi alam, pariwisata dan budaya hingga teknologi. Apalagi hal tersebut diperkuat dengan sifat kebanyakan warga Jawa Barat yang notabene lembut, sopan dan sangat ramah kepada siapa saja. Tentu itu semua merupakan aset yang nilainya sungguh luar biasa.

Menjadi seorang Gubernur Jawa Barat haruslah ia yang paham dengan apa yang tengah dipimpinnya. Maka, kecintaan terhadap wilayah, kepahaman terhadap kebiasaan masyarakat, serta visi yang jauh ke depan menjadi satu modal dasar bagi seorang Gubernur Jawa Barat. Lalu bagaimana jika seandainya saya menjadi Gubernur Jawa Barat? Apakah saya mampu untuk melakukan itu semua dan menjadi Gubernur Idaman Semua?

Adapun angan dan cita ketika suatu saat nanti saya bisa benar-benar menjadi seorang Gubernur Jawa Barat, diantaranya sebagai berikut ini:

Islam dan Pembangunan Peradaban

Sebagai seorang muslim sejati, berarti kita harus loyal terhadap aturan yang telah ditetapkan dalam Islam, dan tentu saja untuk dikejawantahkan dalam praktik sehari-hari kehidupan. Islam pada dasarnya adalah mudah, kemudian yang lebih penting lagi dari itu, Islam datang dengan membawa cahaya terang benderang bagi kegelapan zaman.

Oleh karena itulah ketika saya menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, nilai-nilai Islam yang saat ini banyak ditinggalkan akan dihidupkan kembali. Kemudian Islam juga akan berwajah modern namun tetap erat memegang sunnah Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alayhi Wasallam.

Islam ini akan berwajah menawan dengan menawarkan suatu perubahan peradaban gemilang serta mensejahterakan semua lapisan masyarakat, mengeliminir kezaliman, serta membasmi ketidakadilan yang tengah menjadi penyakit para penguasa.

Demi menuju semua hal di atas, maka akan dibangun universitas yang khusus mengkaji secara mendalam tentang Peradaban Islam. Selain itu, universitas ini juga akan concern pada peng-counter-an isu-isu SEPILIS (Sekulersime, Pluralisme dan Liberalisme) serta kristenisasi.

Nantinya, kampus ini akan menjadi center of knowledge atas upaya-upaya yang menjadikan Islam tertegak di muka bumi tanpa pemaksaan, namun karena memang masyarakat sudah menyadari bahwa tidak akan ada kemuliaan tanpa Islam. Sehingga hanya dengan Islam lah bumi Nusantara ini akan menjadi Nusantara Islam yang Berperadaban Gemilang.

Continue reading

Categories: Sosial dan Politik | Tags: , , , , , , | Leave a comment

Blog at WordPress.com.