Assalamu’alaikum ikhwah fillah sekalian…
Pernahkah kalian mendengar bahwa ada sekelompok orang di Negara kita yang mengatakan bahwa sistem pemerintahan kita sekarang itu kafir, kufur, haram, dan sebagainya. Pasti pernah, menurut mereka Demokrasi tidak pantas menjadi sistem pemerintahan Indonesia yang mayoritas adalah muslim.
Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang berazaz dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Sangat jauh sekali dengan sistem pemerintahan Khilafah Islam yang menempatkan Allah sebagai penguasa tertinggi dan seorang khalifah yang menegakkan hukum Allah di negara Khilafah tersebut. Mereka dengan tegas menolak sistem demokrasi karena demokrasi berasal dari ideologi orang Barat yang jelas-jelas orang kafir. Berasal dari paham liberalisme dan kapitalisme peninggalan Penjajah Belanda dahulu dikombinasikan dengan ideologi dari Amerika.
Memang benar bahwa Demokrasi itu sangat jauh dari Islam, mereka juga mengatakan bahwa Islam tidak dapat dicangkok ke dalam demokrasi karena alasan di atas. Di negara demokrasi dikenal adanya partai, partai-partai inilah yang sebagian besar duduk di pemerintahan dan merupakan jalur untuk memimpin pemerintahan. Mereka juga mengatakan bahwa partai ini haram, sehingga ada sebuah partai yang berideologi Islam, berazazkan Islam di dalamnya dihujat oleh mereka, bahkan sampai ada yang mengatakan bahwa partai ini juga kufur karena memasukkan Islam ke dalam sistem kufur demokrasi.
Menurut anda, apa misi partai Islam ini berdiri? Partai ini sungguh pesat perkembangannya sampai-sampai hampir semua daerah di Indonesia kader Partai inilah yang memimpin. Partai ini jelas ingin menegakkan hukum Allah, hukum Islam di dalam demokrasi, namun apa yang terjadi orang-orang kontra demokrasi justru menghujat Partai ini kufur, kufur, dan kufur.
Coba Anda berfikir, lebih mudah mana merubah sistem dari luar atau dari dalam? Gampang mana membersihkan rumah yang kotor dari dalam atau dari luar? Gampang mana membuka pintu dengan mendobrak dengan mmbuka pintu dengan kunci? Anda pasti sudah tahu jawabannya.
Merubah suatu sistem itu akan lebih mudah bila kita bekerja bersama sistem atau ikut ambil bagian di dalamnya, daripada merubah sistem dari luar tanpa ikut campur di dalamnya, omong kosong kalau hal itu bisa dilakukan.
Jadi kesimpulannya, Islam akan tegak di Indonesia apabila kita merubahnya dari dalam, bahkan di dalam sistem kufur demokrasi pun kita bisa merubahnya secara perlahan. Bukan merubahnya hanya dari luar, berkotek, menghujat, memvonis, sungguh tindakan yang memalukan.
Akhir kata “Apakah Anda tidak malu? mengatakan Demokrasi Haram, Kufur, tapi Anda lahir, besar, makan, minum, tidur, belajar, dan melakukan segala aktivitas Anda di dalamnya, sementara Anda dengan asyiknya menghujat demokrasi haram?”
*Ditulis oleh Muhammad Ikhlas Samad pada hari Rabu tanggal 27 Februari 2013 pukul 11.25wib.
Ketua BSO Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) STKS Bandung periode 2012-2013
Rasulullah pun juga lahir, besar, makan, minum, tidur, belajar, dan melakukan segala aktivitas di dalam di dalam sistem kufur jahiliyah dan banyak turun ayat-ayat Allah untuk membongkar praktik curang timbangan, riba yang menjerat, menimbun barang dagangan sehingga membuat harga naik juga tipu menipu
Tepat sekali akhi irfan, analogi membersihkan rumah it sgt tdk relevan sekali. Rasulullah jg merubah sistem dari luar, bahkan beliau ditawari harta, tahta & wanita mentah” bliau tolak. Ust. Bachtiar nasir berkata merubah sistem dari dalam itu merupakan “mantra syirik”.