Bismillahirrohmaanirrohiim,,,
Siang ini, Kamis 02 Agustus 2012 Keluarga Mahasiswa Islam (GAMAIS) ITB mengadakan kajian terkait etnis Rohingya-Arakan di Myanmar yang mengalami penindasan hingga pembantaian yang amat sangat luar biasa. Memang sudah menjadi kapasitas sesuai nama besarnya –ITB-, narasumber yang dihadirkan pun tidak main-main, mereka diantaranya:
- Bang Arya Sandy Yudha, Staf Ahli Komisi I DPR RI
- Bhiksu Gunabhadra, Lembaga Bantuan Hukum Umat Budha
- Pak Nasrudin M Nasrullah Nasution, Direktur Pusat Informasi dan Advokasi Rohingya-Arakan (PIARA)
Di awal penuturannya, Bang Arya Sandy Yudha mengemukakan bahwa persepsi kebangsaan Bangsa Indonesia ini perlu diluruskan kembali pemahamannya, batas-batas tak hanya dari Sabang sampai Merauke saja, namun ketika berbicara masalah kepentingan manusia, wawasan kita harusnya Sebangsa Sekemanusiaan. Hal ini penting dikemukakan di awal karena akan berdampak penting terhadap ‘apatisme’ masyarakat yang semakin ‘individualis’.
Yang menarik, Bang Arya ini menuturkan bahwa beliau beberapa kali langsung berdiskusi dengan Aung San Suu Kyi sebagai maskot pejuang demokrasi di Myanmar. Tapi anehnya, bahkan Suu Kyi sendiri pun malah meragukan apakah etnis Rohingya merupakan bagian dari Myanmar atau tidak. Ketika berdiskusi lebih lanjut, kira-kira Bang Arya lebih menekankan pada upaya penyelesaian, “Kira-kira sampai kapan pembantaian ini akan terus berlangsung?” ucap Bang Arya. Dijawab oleh mereka, “Sampai etnis Rohingya diakui oleh Negara Myanmar –menjadi etnis ke-138 dari 137 etnis yang diakui di Myanmar saat ini-”. Menurut Bang Arya, nilah titik poinnya, menjadikan Rohingya diakui oleh Myanmar.
Continue reading →
Recent Comments