“Pemberdayaan bukanlah saat sasaran mampu mengepulkan asap dapur namun masih berada dalam belenggu sistem yang menindas”
Sedikit geli ketika banyak terdengar berita dan banyak tercuat kabar, pengemis sekarang bukanlah pengemis yang murni. Pengemis gadungankah maksudnya? Ehmm, tentu bukan.
Kalau sedikit mau menelisik akan cerita dan penuturan dari orang tua, orang terdahulu dan orang yang memang dianggap lebih paham dan mengerti akan ilmu masyarakat dan hikmah-hikmah keadaan , pengemis adalah orang yang meminta-minta, orang yang mencari nafkah untuk menunjang kehidupannya di jalanan ataupun keramaian lainnya dengan menengadahkan tangan pada orang lain dengan harapan untuk ada belas kasihan, ada permintaan agar mereke diberi dan ada keinginan untuk hidup dari uang yang didapat. Berdasar pada asas belas dan kasih. Mengorbankan harga diripun dilakukan jika itu bisa menjamin keberadaan mereka. Menjamin keberlangsungan hidup dan penyambung nyawanya. Demi sesuap nasi.
Itu hanya wacana dari orang, mereka memberikan gambar dan wacana pemberitahuan pada kita, dan lagi-lagi terserah pada kita dalam menyikapi wacana tersebut. Akankah menelan utuh-utuh, akankah menjadikannya sebagai titik awal untuk mengambil hikmah dan pembelajaran yang lebih kuat dan lebih dalam lagi? Itu semua adalah ketetapan yang bisa dipilih, secara globalnya disebut kebebasan.
Recent Comments