Pojokan KAMMI

Gosip Pengemis

“Pemberdayaan bukanlah saat sasaran mampu mengepulkan asap dapur namun masih berada dalam belenggu sistem yang menindas”

Sedikit geli ketika banyak terdengar berita dan banyak tercuat kabar, pengemis sekarang bukanlah pengemis yang murni. Pengemis gadungankah maksudnya? Ehmm, tentu bukan.

Kalau sedikit  mau menelisik akan cerita dan penuturan dari orang tua, orang terdahulu dan orang yang memang dianggap lebih paham dan mengerti akan ilmu masyarakat  dan hikmah-hikmah keadaan , pengemis adalah orang yang meminta-minta, orang yang mencari nafkah untuk menunjang kehidupannya di jalanan ataupun keramaian lainnya dengan menengadahkan tangan pada orang lain dengan harapan untuk ada belas kasihan, ada permintaan agar mereke diberi dan ada keinginan untuk hidup dari uang yang didapat. Berdasar pada asas belas dan kasih. Mengorbankan harga diripun dilakukan jika itu bisa menjamin keberadaan mereka. Menjamin keberlangsungan hidup dan penyambung nyawanya. Demi sesuap nasi.

Itu hanya wacana dari orang, mereka memberikan gambar dan wacana pemberitahuan pada kita, dan lagi-lagi  terserah pada kita dalam menyikapi wacana tersebut. Akankah menelan utuh-utuh, akankah menjadikannya sebagai titik awal untuk mengambil hikmah dan pembelajaran yang lebih kuat dan lebih dalam lagi? Itu semua adalah ketetapan yang bisa dipilih, secara globalnya disebut kebebasan.

Continue reading

Advertisement
Categories: Pojokan KAMMI | Leave a comment

RUU Perguruan Tinggi “Alat Pembayaran Utang Luar Negeri”

POJOKAN KAMMI

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia

Edisi 001 Tahun-1, Rabu 02 Mei 2012

RUU PT “ALAT PEMBAYARAN UTANG LUAR NEGERI”

Guys, selamat Hari Pendidikan Nasional ya…. ^^ .

Pendidikan dalam berbagai kategori menempatkan dirinya sebagai Primary Matter. Konteks primer di atas yang primer. Pendidikan dalam kelas kebutuhan merupakan hal fundamental bagi manusia. Dalam ranah pembangunan peradaban ia menjadi salah satu jalan yang terpenting dari pada urusan-urusan Negara yang lain, itu mengapa bidang ini mendapatkan jatah anggaran paling tinggi di Negara Indonesia. Dalam menempati kelas sosial, pendidikan juga dipandang sebagai sarat untuk menempati sebuah posisi dalam kelas social tertentu, tergantung seberapa tinggi dan seberapa banyak gelar yang diperoleh (dalam makna pendidikan formal).  Dalam konteks subtansi dan fungsi pendidikan yang utama adalah meningkatkan taraf hidup manusia. Menurut para pakar kemiskinan Peter Drucker, kemiskinan yang terjadi di semua Negara juga disebabkan karena faktor salah urus, salah satu bentuk salah urus tentunya juga salah urus pendidikan. Meminjam data dari lipi jika angka pertumbuhan penduduk Indonesia adalah 1,49 persen, maka jumlah orang miskin Indonesia tahun 2012 diprediksikan mencapai 29,88 juta jiwa. Belum lagi jika kita melihat fenomena sosial yang lain yang merambah negeri ini, korupsi akut yang melanda para pemimpin yang turut meraikan jeruji besi juga karena pendidikan moral yang kurang berhasil, belum lagi jika di korelasikan dengan kompetisi dunia internasional. Indonesia secara kolektif berlum mampu menunjukkan persaingan di bidang teknologi. Lihatlah teknologi-teknologi yang mampu menopang perekonomian ataupun kepentingan Indonesia, mulai dari teknologi transportasi sampai militer, produk karya anak negeri belum berbicara banyak. Sebenarnya tahun ini sudah mulai banyak akan tetapi sikap pemerintah pusat yang “jijik” menjadikan ini produk nasional ya tetap saja menjadi sia-sia. Semua akhirnya tegantung pada satu bidang yang memimpin bidang-bidang lain yaitu pendidikan.

Continue reading

Categories: Pojokan KAMMI | Tags: , , , , , | Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.