Posts Tagged With: Bangsa

Kontribusi 15 Tahun KAMMI dan Jejaknya di Kampus STKS Bandung

Kontribusi 15 Tahun KAMMI dan Jejaknya di Kampus STKS Bandung

Oleh: Muhammad Joe Sekigawa*

Semarak reformasi diramaikan oleh berbagai kalangan perindu perubahan di kala itu. Masa-masa ketika ORLA dan ORBA tidak ada bedanya. Banyak kepentingan rakyat yang terpinggirkan, desa yang terlantar, dan riuhnya kemaksiatan yang tak dapat dibendung lajunya. Terlebih lagi, Islam sebagai agama terbesar yang dianut oleh masyarakat bangsa ini, aturannya kian dicampakkan, disimpan, bahkan dibuang.

Pancasila masih saja selalu dikondisikan berlawanan dengan Islam. Pro Islam berarti kontra terhadap Pancasila sebagai ideologi bangsa, begitu pula sang pendukung pancasila selalu saja menempatkan dirinya berseberangan dengan pengusung ideologi Islam. Konflik begitu berkepanjangan, dan pembawa pesan Islam waktu itu sebagai yang “kalah” dalam persaingan.

Bahkan masih lekat dalam ingatan bahwa siswi-siswi di SMA kala tahun 60 sampai dengan 80-an masih “dilarang” mengenakan kerudung/jilbab karena dianggap sebagai muslim yang fundamentalis. Belum lagi sistem pendidikan yang dipakai juga begitu kentara untuk menancapkan sebuah pemahaman bahwa agama itu terpisah dari kepentingan politik, dengan dalih tidak boleh mem-politis-kan agama, karena agama itu hanya terbatas pada hubungan individu terhadap Tuhannya semata.

Ah, sepertinya pendapat semacam itu benar, sehingga banyak sarjana-sarjana agama kita (dari IAIN atau UIN) yang didanai untuk kuliah keluar negeri seperti Kanada dan Amerika Serikat untuk belajar studi Perbandingan Agama. Tujuannya tak lain adalah untuk menanamkan pemahaman bahwa pluralitas masyarakat bangsa Indonesia harus diiringi oleh pluralisme agama. Paham ini, tentu saja sesat lagi menyesatkan. Seperti apa yang disampaikan oleh Tokoh Cendikiawan Muslim Abad 21, Ustadz Dr. Adian Husaini yang mengemukakan bahwa istilah pluralisme agama merupakan istilah khusus dalam kajian agama-agama, sehingga pemaknaannya pun tidak dapat dilakukan secara sembarangan seperti menyamakan dengan istilah toleransi, saling menghormati dan lain-lain.

Tahun 1998 sebagai tahun bersejarah dalam perjalanan kehidupan Bangsa Indonesia menjadi titik momentum perubahan dari seluruh elemen masyarakat bangsa Indonesia. Baik kalangan “kanan” maupun kalangan “kiri”. Sebagai seorang muslim yang paham akan arah pedoman agamanya, aktivis dakwah masjid kampus yang lebih banyak berkegiatan di area masjid kampus dan sekitarnya sadar harus mengambil langkah lebih jauh dari hal yang biasanya dilakukan.

Masjid tetap menjadi basis perjuangan, dan aktivitas ritual ibadah serta mendekatkan diri kepada Rabbul izzati, namun juga aksi lain patut dilakukan untuk turut serta berkontribusi terhadap membaiknya keadaan buruk kondisi negeri yang bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Maka, mengambil momentum Kongres FS-LDK (Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus) yang dihadiri oleh 59 LDK yang berafiliasi terhadap 63 kampus PTN/PTS di seluruh Indonesia. Maka, terbentuklah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) pada tanggal 29 Maret 1998 di Malang. KAMMI hadir untuk menjawab tantangan persoalan bangsa, dan mengkontribusikan dirinya sebagai salah satu agen perubahan untuk menjunjung nilai-nilai dan semangat Islam dalam perjuangan.

Diskusi Nasional Milad KAMMI 15 Aula DPR Jaksel Continue reading

Advertisement
Categories: Ke-KAMMI-an, Kegiatan KAMMI, Risalah Pergerakan | Tags: , , , , , , , , , , , | 1 Comment

Peran Strategis Mahasiswa

Peran Strategis Mahasiswa

Oleh: Muhammad Ikhlas Samad*

Sebagai seorang mahasiswa, kita harus berperan banyak dalam perubahan negara kita saat ini. Namun masih banyak teman-teman mahasiswa yang belum mengerti peranan mereka sebenarnya. Kalaupun tahu dan paham peran mereka sebagai mahasiswa, namun caranya yang perlu dipertanyakan.

Lalu bagaimana cara kita agar dapat berperan aktif dan efektif sebagai director of change? terlebih dahulu kita pakai ilmu jurnalis yaitu 5W+1H. What? Who? Where? When? Why? dan How?.

What?

Apa peran mahasiswa yang berada di kampus? setiap Universitas di hampir setiap kampus di Indonesia memiliki 3 organisasi mahasiswa yang berperan.

Pertama, adalah UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), di organisasi ini berkumpul para mahasiswa yang memiliki kesenangan atau hobi yang sama. Mereka senang berkumpul bersama menjalankan hobi mereka, seperti kesenian, olahraga, maupun sastra. pada organisasi ini anggotanya belum memiliki tujuan yang jelas, hanya mengedepankan hobi mereka, dan tidak ada landasan ideologis yang kuat.

Kedua, yaitu LDK (Lembaga Dakwah Kampus). Isinya adalah mahasiswa yang sudah memiliki tujuan yang jelas dengan landasan ideologis yang kuat berdasarkan agama masing-masing. seperti KMM (Keluarga Mahasiswa Muslim), KMK (Keluarga Mahasiswa Kristen), dan lain lain. Organisasi ini berisi mahasiswa yang cenderung homogen, memiliki tujuan yang sama, dan kedekatannya bersifat personal. Jadi, mereka bergabung ke dalam LDK karena dekat secara personal dan pergaulannya hanya sebatas anak LDK saja. Kalaupun ada kenalan dari kampus lain, kebanyakan juga adalah anak LDK. Jadi, karakter mahasiswa di dalam organisasi ini kurang bisa berkembang dan beradaptasi dengan pengaruh lingkungan. Mereka enggan berbaur dengan para mahasiswa yang hobi nongkrong, menyanyi, maupun bersenang-senang.

Ketiga, adalah BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Hampir setiap mahasiswa mendambakan bergabung dengan BEM. Organisasi ini berisi mahasiswa yang bersifat heterogen, mereka berasal dari berbagai macam suku, agama, dan ras. pergaulan di BEM lebih terbuka dan tidak kaku namun menuntut profesionalitas mahasiswa.

Continue reading

Categories: Kampus dan Mahasiswa, Remaja dan Pemuda | Tags: , , , , , , , | Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.