Posts Tagged With: Rakyat

Rakyat Indonesia [Ga’] Miskin

Rakyat Indonesia Gak Miskin

by Ern Hidayatul Ulya* (Notes) on Friday, March 8, 2013 at 8:01pm

Beberapa waktu di pelosok desa, mengajarkan hakikat dan penjabaran dari definisi kemiskinan. Okelah, semua sudah pada paham akan apa yang menjadikan maksud kemiskinan sampai ia disebut sebagai masalah sosial. Definisi operasionalnya, satu kemiskinan itu ternilai saat individu/keluarga/masyarakat tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya (biologis, psikologis, sosial dan spiritualnya). Faktor yang menyebabkannya banyak, namun yang paling dominan serta menjadi sorotan adalah ekonomi. Pendapatan tak mumpuni untuk memenuhi dan menjangkau pengeluaran. Muncullah ketimpangan.

Well, ada keadaan yang sepertinya terhalang. Dengan kembali merujuk pada penggunaan kembali konsep paguyuban dan patembayan dalam Janji Suci Kesejahteraan|Naskah Kebangkitan (Erna : 2012). Di sana sedikit iseng, penulis mengajak mengenang masa kejayaan Indonesia (eits, emang Indonesia pernah Jaya? wait, jangan pesimis dulu) samakan maksud; jaya sebelum krisis moneter maksudnya. Kembali lagi pada kemiskinan, Sesuai judul di atas, ingin menegaskan bahwa “RAKYAT INDONESIA g’ MISKIN”. Muncul dilematis pertanyaan, lha koq bisa?

Continue reading

Advertisement
Categories: Sosial dan Politik | Tags: , , , , , , | Leave a comment

Jabar Merindu Penerus Kian Santang

Hanya tinggal menghitung waktu, jika kemarin perhelatan akbar pesta demokrasi sudah hangat dicontohkan di Ibukota Negara dan menghadirkan Jokowi sebagai pemegang tampuk kepemimpinan. Maka kali ini bergeser sedikit ke arah timur dan masuk ke gerbang Jawa Barat (Jabar). Menekuk jari perlahan akan segera terhitung beberapa hari yang tersisa untuk menjawab, “siapa yang menjadi Jabar 1?”.

Media memang selalu membanggakan, selang keputusan dan penetapan bakal calon pasangan gubernur dan wakil gubernur spontan massa langsung tahu beritanya. Akan memilih pendekar pelanjut Kian Santang untuk menjadi pembaharu Pasundan, tanah gemah ripah yang diwariskan. Lima pendekar berikut partner perangnya sudah siap berlaga dengan segudang kampanye politiknya. Tak sekedar berangkat dari kemampuan, tapi juga banyak yang menggandeng popularitas sebagai modal, baik dalam wadah partai ataupun secara independen.

Dari kemampuan sampai popularitas,

Kaca bening sudah ada di hadapan sekarang. Sembari diam dan merenung sering mempertanyakan bercampur gelisah keheranan. Beberapa dari kandidat yang maju adalah para pekerja seni yang tidak sembarangan. Popularitas mereka memang sudah tak perlu diragukan; yang jadi tanda tanya “Kenapa politik jadi panggung hiburan?”, tak banyak asumsi yang akan hadir, selain “Karena masyarakat lebih membutuhkan hiburan daripada tata negara dan hukum kebijakan”.

“Pahami masyarakatmu maka akan lancar dan lincah titahmu”. Satu paradigma tawaran dari ranah gerak kesosialan semoga menjadi semilir angin yang diperhitungkan di tengah semarak panas kampanye mega metropolitan.

Pentingnya memahami masyarakat,

Jika hendak mengambil hati, maka cobalah melakukan tindakan yang penuh simpati dan empati. Hakikat pemahaman atas masyarakat masih sama, dimana masyarakat tidak hanya dimiliki oleh satu orang atau satu kelompok saja. Juga tidak dimiliki oleh pemerintah setempat atau unit pembangunan lainnya, namun masyarakat dimiliki oleh setiap orang yang hidup di dalamnya. Dari hakikat di awal, maka bisa disatukan kesimpulan; kampanye tidak hanya melakukan pendekatan pada tokoh, tapi bagaimana bisa menjaring hati masyarakat secara keseluruhan. Dan fase inipun tak sempurna jika hanya diselesaikan dalam kurun masa tidak lebih dari tiga bulan. Berkesinambungan dan memang tak cerdas kalau hanya rekayasa penglihatan. Semua harus dari awal mulai gencar diprogramkan.

Selaras dengan misi kampanye dan pengelolaan masyarakat nantinya, di sini sudah ada bekal kemasyarakatan yang memang sudah dimiliki. Masyarakat kita terdiri dari orang-orang yang saling menyayangi dan bergaul satu sama lain. Mereka berbagi sumber daya untuk hidup keseharian. Selalu berbagi keuntungan dari kegiatan pengembangan masyarakat. Jika kecerdasan pemanfaatan peluang dimiliki oleh para kandidat, maka ini akan menjadi //entry point// tersendiri yang tinggal memberikan sedikit polesan untuk mengibarkannya dalam pemberdayaan kemasyarakatan.
Continue reading

Categories: Sosial dan Politik | Tags: , , , , , | Leave a comment

SHARE Hasil Kajian “Polemik Kenaikan Harga BBM” yang dilaksanakan oleh komisariat ITB pada 11 Maret 2012 bertempat di Masjid STKS Bandung

Menyikapi tentang kenaikan BBM, nampaknya kurang afdhal jikalau hanya mengkritisi dari satu sisi saja. Oleh karena itu KAMMI berinisiatif untuk mengadakan pengkajian terkait beberapa kondisi BBM yang ada di Indonesia, permasalahan berikut kendala-kendala lain yang ada dalam aspek pengelolaan energi, di mana BBM adalah salah satu bagian di dalamnya.

Saat ada isu tentang akan dinaikkannya harga BBM (entah didominasi oleh asumsi “ini hanya sebatas pengalihan isu oleh partai tertentu ataupun tidak) secara wajarnya akan sangat menganggu kestabilan Indonesia. Karena energi yang notabene masuk dalam penyokong perekonomian sebagai lini penyangga ketahanan Nasional. Negara akan mengenal dan merasakan kestabilan manakala 4 aspek ketahanan Nasionalnya terjaga (Ekonomi, Sosial, Polotik dan Budaya) itu berada dalam kondisi yang mendukung (kondusif) dalam tataran pembangunan. Namun jika ada kegoncangan sedikit di antaranya akan membawa pengaruh yang besar pula dalam kebernegaraan. Semisal kegoncangan yang terjadi di Mesir ataupun di Indonesia beberapa waktu kemarin.

Continue reading

Categories: Kajian Strategis | Tags: , , , | Leave a comment

Blog at WordPress.com.