Posts Tagged With: STKS

Kebangkitan Pemuda

​[Late Post]

Senin, 19 Desember 2016 atau tepatnya 22 Rabiul Awal 1438 H yang lalu KAMMI STKS Ar Ruhul Jadid resmi menggerakkan rodanya kembali setelah sempat mengalami stagnansi kepengurusan.

Peserta Muskom 2016

Terhitung dini KAMMI STKS Bandung memulai dakwahnya. Adanya kepercayaan dan optimisme bahwa STKS memiliki peluang mendirikan komisariat persiapan, membawa harapan yang besar untuk diwujudkan. Sehingga hal ini memantapkan langkah kami untuk mendeklarasikan diri sebagai komisariat persiapan. Dengan begitu secara resmi kami sepakat bersama untuk melepaskan diri dari status badan BSO KAMMI ITB. 

Tahun 2013 adalah momen penting KAMMI STKS di mana untuk pertama kalinya kami melaksanakan Musyawarah Komisariat KAMMI STKS. Terbentuklah struktur kepengurusan yang dipimpin oleh Fadli Abdul Aziz sebagai Ketua Umum. Amanah ini membawahkan sekretaris dan bendahara serta empat departemen.

Setelah menempuh jalan terjal nan curam, kepengurusan pertama KAMMI STKS akhirnya baru berakhir setelah menghabiskan +- 2 tahun. Hal ini ditandai dengan terselenggaranya Musyawarah Komisariat 2016 pada hari Senin (19/12) lalu. 

Kegiatan inti pada agenda Muskom 2016 KAMMI STKS adalah pembahasan laporan pertanggungjawaban pengurus sebelumnya dan pemilihan ketua baru. Hasil yang didapatkan adalah diterimanya laporan pertanggungjawaban tersebut dan terpilihnya calon ketua umum periode selanjutnya.

Calon ketua umum kanan ke kiri: Febri, Anggi, Khayan, dan Dhiya’

Calon-calon ketua umum diberikan beberapa pertanyaan singkat sebagai bagian dari fit and proper test yang wajib dilalui. Setelah itu, dengan menempati ruangan terpisah, peserta sidang yang tersisa melakukan musyawarah dengan mempertimbangkam banyak aspek untuk menentukan siapakah ketua umum KAMMI STKS selanjutnya. Sehingga akhirnya dengan penuh keyakinan dan rasa tawakkal, maka amanah ketua umum selanjutnya ditentukan berlanjut kepada Muhammad Dhiya’uddin Robbani.

Kanan ke kiri: Ketua Umum periode 2014-2016 & Ketua Umum periode 2017-2018

Keputusan ini disepakati bersama dengan mengharap ridha Allahu Ta’ala dan disahkan dengan serah terima amanah dari Fadli Abdul Aziz kepada M. Dhiya’uddin R. Serah terima dilakukan secara simbolik dengan menyerahkan jaket kepengurusan KAMMI STKS.

Dengan demikian, secara resmi kepengurusan KAMMI STKS mulai kembali bergerak. Segala doa dan harapan tersampaikan agar senantiasa mendapatkan ridha Allah dan menjadi pembawa dakwah yang lebih lantang bergaung. Semoga momen ini menjadi pelopor kebangkitan KAMMI STKS.

Selamat kepada Fadli Abdul Aziz atas keberhasilan dalam kepemimpinan pertama di komisariat persiapan KAMI STKS dan beserta jajarannya yang telah bekerja keras dan ikhlas mengemban amanah. Semangat kepada M. Dhiya’uddin R. dan jajarannya, semoga membawa semangat perubahan dan kebangkitan pemuda di kampus STKS Bandung tercinta. 

Advertisement
Categories: Kampus dan Mahasiswa, Ke-KAMMI-an, Kegiatan KAMMI | Tags: , , , | Leave a comment

KAMMI STKS dan Estafeta Dakwah Mahasiswa Dago 367*

KAMMI STKS dan Estafeta Dakwah Mahasiswa Dago 367*

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) lahir di awal tahun 1998 pada waktu dimana para aktivis muslim mulai kala itu memiliki kesadaran untuk mengambil peran pendorong perubahan terhadap bobroknya rezim pemerintahan di masa itu. Maka, para aktivis KAMMI jugalah yang melalui jaringannya di berbagai kampus seluruh Indonesia untuk bisa memobilisasi pergerakan mahasiswa melawan kedzaliman pemerintah atas nama rakyat Indonesia.

Lalu, reformasi pun lahir. Pucuk pemerintahan diganti oleh wakilnya yang dipandang memiliki visi dan langkah pembeda dengan pendahulunya. Zaman Orde Baru pun berubah wajah menjadi Zaman Reformasi, dimana keterbukaan dan kebebasan pendapat diakui dan dihargai hak-haknya. Lalu bagaimana peranan KAMMI Pasca Reformasi? Gulung tikar karena dianggap sebagai salah satu gerakan sayap Partai Politik tertentu? Ternyata tidak! Karena sampai detik ini, KAMMI masih hidup dan memberikan kontribusinya kepada masyarakat di tengah-tengah gerakan aktivitas mahasiswa muslim di Indonesia.

Bukti keberadaan KAMMI, dalam perspektif sempit, salah satunya ditandai dengan masuknya KAMMI ke kampus Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung. Meski harus melewati rentang waktu lebih dari 10 tahun sejak awal kelahirannya di tahun 1998, sejak tahun 2011 kader KAMMI yang merupakan mahasiswa STKS Bandung mulai merintis jalan menuju terbentuknya Pengurus Komisariat (PK) KAMMI STKS Bandung.

HMI, KAMMI dan GP

Meski STKS Bandung adalah kampus kecil dengan jumlah mahasiswa tiap tahunnya tidak mencapai 500 mahasiswa, namun dinamika pemikiran para mahasiswanya begitu beragam. Dinamika perbedaan cara pandang dan pola pemikiran tersebut tidak menjadi persoalan, melainkan menjadi kekayaan khasanah perjuangan mahasiswa yang pada dasarnya bebas dan merdeka untuk menentukan jalan aktivismenya masing-masing. Continue reading

Categories: Kampus dan Mahasiswa, Ke-KAMMI-an, Motivasi, Risalah Pergerakan | Tags: , , , , , , , , , | Leave a comment

Kontribusi 15 Tahun KAMMI dan Jejaknya di Kampus STKS Bandung

Kontribusi 15 Tahun KAMMI dan Jejaknya di Kampus STKS Bandung

Oleh: Muhammad Joe Sekigawa*

Semarak reformasi diramaikan oleh berbagai kalangan perindu perubahan di kala itu. Masa-masa ketika ORLA dan ORBA tidak ada bedanya. Banyak kepentingan rakyat yang terpinggirkan, desa yang terlantar, dan riuhnya kemaksiatan yang tak dapat dibendung lajunya. Terlebih lagi, Islam sebagai agama terbesar yang dianut oleh masyarakat bangsa ini, aturannya kian dicampakkan, disimpan, bahkan dibuang.

Pancasila masih saja selalu dikondisikan berlawanan dengan Islam. Pro Islam berarti kontra terhadap Pancasila sebagai ideologi bangsa, begitu pula sang pendukung pancasila selalu saja menempatkan dirinya berseberangan dengan pengusung ideologi Islam. Konflik begitu berkepanjangan, dan pembawa pesan Islam waktu itu sebagai yang “kalah” dalam persaingan.

Bahkan masih lekat dalam ingatan bahwa siswi-siswi di SMA kala tahun 60 sampai dengan 80-an masih “dilarang” mengenakan kerudung/jilbab karena dianggap sebagai muslim yang fundamentalis. Belum lagi sistem pendidikan yang dipakai juga begitu kentara untuk menancapkan sebuah pemahaman bahwa agama itu terpisah dari kepentingan politik, dengan dalih tidak boleh mem-politis-kan agama, karena agama itu hanya terbatas pada hubungan individu terhadap Tuhannya semata.

Ah, sepertinya pendapat semacam itu benar, sehingga banyak sarjana-sarjana agama kita (dari IAIN atau UIN) yang didanai untuk kuliah keluar negeri seperti Kanada dan Amerika Serikat untuk belajar studi Perbandingan Agama. Tujuannya tak lain adalah untuk menanamkan pemahaman bahwa pluralitas masyarakat bangsa Indonesia harus diiringi oleh pluralisme agama. Paham ini, tentu saja sesat lagi menyesatkan. Seperti apa yang disampaikan oleh Tokoh Cendikiawan Muslim Abad 21, Ustadz Dr. Adian Husaini yang mengemukakan bahwa istilah pluralisme agama merupakan istilah khusus dalam kajian agama-agama, sehingga pemaknaannya pun tidak dapat dilakukan secara sembarangan seperti menyamakan dengan istilah toleransi, saling menghormati dan lain-lain.

Tahun 1998 sebagai tahun bersejarah dalam perjalanan kehidupan Bangsa Indonesia menjadi titik momentum perubahan dari seluruh elemen masyarakat bangsa Indonesia. Baik kalangan “kanan” maupun kalangan “kiri”. Sebagai seorang muslim yang paham akan arah pedoman agamanya, aktivis dakwah masjid kampus yang lebih banyak berkegiatan di area masjid kampus dan sekitarnya sadar harus mengambil langkah lebih jauh dari hal yang biasanya dilakukan.

Masjid tetap menjadi basis perjuangan, dan aktivitas ritual ibadah serta mendekatkan diri kepada Rabbul izzati, namun juga aksi lain patut dilakukan untuk turut serta berkontribusi terhadap membaiknya keadaan buruk kondisi negeri yang bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Maka, mengambil momentum Kongres FS-LDK (Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus) yang dihadiri oleh 59 LDK yang berafiliasi terhadap 63 kampus PTN/PTS di seluruh Indonesia. Maka, terbentuklah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) pada tanggal 29 Maret 1998 di Malang. KAMMI hadir untuk menjawab tantangan persoalan bangsa, dan mengkontribusikan dirinya sebagai salah satu agen perubahan untuk menjunjung nilai-nilai dan semangat Islam dalam perjuangan.

Diskusi Nasional Milad KAMMI 15 Aula DPR Jaksel Continue reading

Categories: Ke-KAMMI-an, Kegiatan KAMMI, Risalah Pergerakan | Tags: , , , , , , , , , , , | 1 Comment

Membina Ukhuwah Kader Dakwah KAMMI STKS Bandung

Malam minggu kemarin memang berbeda, spesial, tidak seperti aktivitas kebanyakan pemuda-pemudi zaman sekarang yang gemar berlalu lalang, bersama kekasih hati (katanya), pacar (kata temannya), padahal hanyalah menghabiskan waktu tanpa ada guna yang memberikan manfaat bagi diri mereka sendiri, terlebih lagi bagi lingkungan sekitar.

Tepat sebelum adzan sholat Isya’ berkumandang. Kader-kader dakwah ini telah berkumpul di masjid Al Ishlah, Dago Jati. Sebuah masjid yang letaknya tak jauh dari masjid Al Ihsan STKS Bandung. Kami tak mempergunakan masjid “perjuangan” ini lantaran mendahulukan ikhwah GAMAIS (Keluarga Mahasiswa Islam) ITB yang tengah mengadakan mabit (malam bina iman dan takwa/bermalam) di masjid kebanggaan kami, mahasiswa STKS Bandung, bernamakan Masjid Al Ihsan yang berdiri megah bak mercusuar yang gagah juga penuh berkah.

Turut hadir Ketua KAMMI ITB, Akh M. Agus Salim ditemani oleh Akh Reza. Tak ketinggalan juga mengundang Akh Syamsul Ma’arif selaku Ketua Bidang V KAMMI Wilayah Jawa Barat sebagai narasumber terkait materi pemahaman tentang ke-KAMMI-an. Dilanjutkan oleh Akh Dik Hidayat, mahasiswa S-2 STKS Bandung yang tengah mulai menyusun KIKA (baca: Thesis), yang juga sempat mengecap pendidikan dua tahun di Libya.

00 Muslim Negarawan KAMMI STKS-ITB_Mabit @Al Ishlah Dago Jati 09.03.2013

Continue reading

Categories: Kegiatan KAMMI | Tags: , , , , , , , | 3 Comments

Create a free website or blog at WordPress.com.