KAMMI STKS dan Estafeta Dakwah Mahasiswa Dago 367*

KAMMI STKS dan Estafeta Dakwah Mahasiswa Dago 367*

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) lahir di awal tahun 1998 pada waktu dimana para aktivis muslim mulai kala itu memiliki kesadaran untuk mengambil peran pendorong perubahan terhadap bobroknya rezim pemerintahan di masa itu. Maka, para aktivis KAMMI jugalah yang melalui jaringannya di berbagai kampus seluruh Indonesia untuk bisa memobilisasi pergerakan mahasiswa melawan kedzaliman pemerintah atas nama rakyat Indonesia.

Lalu, reformasi pun lahir. Pucuk pemerintahan diganti oleh wakilnya yang dipandang memiliki visi dan langkah pembeda dengan pendahulunya. Zaman Orde Baru pun berubah wajah menjadi Zaman Reformasi, dimana keterbukaan dan kebebasan pendapat diakui dan dihargai hak-haknya. Lalu bagaimana peranan KAMMI Pasca Reformasi? Gulung tikar karena dianggap sebagai salah satu gerakan sayap Partai Politik tertentu? Ternyata tidak! Karena sampai detik ini, KAMMI masih hidup dan memberikan kontribusinya kepada masyarakat di tengah-tengah gerakan aktivitas mahasiswa muslim di Indonesia.

Bukti keberadaan KAMMI, dalam perspektif sempit, salah satunya ditandai dengan masuknya KAMMI ke kampus Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung. Meski harus melewati rentang waktu lebih dari 10 tahun sejak awal kelahirannya di tahun 1998, sejak tahun 2011 kader KAMMI yang merupakan mahasiswa STKS Bandung mulai merintis jalan menuju terbentuknya Pengurus Komisariat (PK) KAMMI STKS Bandung.

HMI, KAMMI dan GP

Meski STKS Bandung adalah kampus kecil dengan jumlah mahasiswa tiap tahunnya tidak mencapai 500 mahasiswa, namun dinamika pemikiran para mahasiswanya begitu beragam. Dinamika perbedaan cara pandang dan pola pemikiran tersebut tidak menjadi persoalan, melainkan menjadi kekayaan khasanah perjuangan mahasiswa yang pada dasarnya bebas dan merdeka untuk menentukan jalan aktivismenya masing-masing.

Untuk tingkat pergerakan mahasiswa muslim, sudah lazim dikenal dengan adanya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), dan Gerakan Mahasiswa Pembebasan (GEMA Pembebasan/GP). Masing-masing gerakan tersebut memiliki cara pandang dan pola perjuangan yang bisa dikatakan berbeda, meskipun basis perjuangannya tetap sama, yakni menjadi wadah kaderisasi mahasiswa muslim yang juga aktivis dan memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat di era modern. Langkah mereka tersebut bisa juga dikatakan sebagai gerakan dakwah mahasiswa.

HMI, KAMMI dan GP adalah organisasi ekstra kampus, dan para kadernya bertemu dan berkumpul di satu wadah resmi yang diakui oleh lembaga di bawah bendera Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Keluarga Mahasiswa Muslim (KMM) STKS Bandung. Sayangnya, ketidakdewasaan seringkali muncul dalam berinteraksi, sehingga menyisakan pandangan akan adanya kekuatan mayoritas dan minoritas, yang berakhir pada pragmatisme aktivitas dakwah dalam kampus itu sendiri. Akhirya, peranan LDK pun tidak maksimal, meski para kadernya sudah melakukan yang terbaik sekuat tenaga.

Estafeta Dakwah Kampus Dago 367

Sejenak melepaskan pandangan dari adanya perbedaan jalan pergerakan dan perjuangan, terdengar kabar akan lahirnya organisasi-organisasi dakwah yang baru seperti Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan lain-lain. Kita pandang ini sebagai bentuk kemajuan dakwah, jika memang peranannya dalam rangka menyeru mahasiswa yang masih “awam” terhadap ke-Islam-annya untuk kembali sadar atas tugas mulia, yaitu menyeru manusia kepada jalan kebaikan.

Kader KAMMI STKS Bandung, sejak empat tahun lalu masa awal perintisannya, baik dari kader maupun masifitas struktur gerakannya bertambah banyak dan rapi. Paling tidak, ada beberapa hal yang harus dipahami dan dilaksanakan dalam amal nyata sehari-hari beberapa hal berikut ini:

  • Seseorang boleh bangga disebut sebagai Kader KAMMI jika memang ia memiliki karakteristik kader KAMMI. Para pendahulu kita di KAMMI telah membuat manhaj kaderisasi yang sangat apik, rinci dan terukur pencapaiannya. Inilah titik awal kita bergerak, memenuhi persyaratan indeks jati diri kader (IJDK) mulai dari tingkat AB1, AB2 hingga AB3.
  • Seiring berjalan guna memenuhi IJDK, kader pun akan terbiasa ketika menghadapi perbedaan cara pandang, tidak gamang menentukan pilihan, dan mantap dalam mengambil keputusan. Perbedaan dikaji dengan ilmu, dan disikapi dengan arif serta bijaksana. Output nya adalah tidak terus “bertengkar” dengan perbedaan “cabang”, dan terus jalan memperbarui dan menambah pengetahuan.
  • Sembari memperbaiki kapasitas internal individu, memperbarui spirit struktur kepengurusan, juga tidak meninggalkan aktivitas peranan nyata di lapangan. Sebagai mahasiswa muslim yang juga tengah belajar di bidang ilmu Pekerjaan Sosial/Kesejahteraan Sosial, maka sudah sewajarnya para kader KAMMI adalah mereka yang IPK nya minimal 3.50. Tidak berpuas dengan sekedar IPK, tapi juga kemudian memiliki wawasan luas yang diimplementasikan dengan cara cepat dalam berpikir dan tanggap dalam diskusi kelas maupun forum umum, mampu menulis bahasa formal dalam laporan makalah atau penelitian, serta aplikasi segala pengetahuan tersebut dalam aktivitas pelayanan sosial langsung terhadap Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS).

Dengan sedikitnya tiga pemahaman di atas yang dapat tertancap erat di dalam pemikiran para kader KAMMI STKS Bandung. Maka, nafas keberlanjutan dakwah ini tidak akan pernah berhenti. Semangat kader KAMMI adalah menjadi bagian dan turut menjadikan para kader KAMMI sebagai manusia-manusia muslim berperadaban, mampu berkontribusi dari lingkungan terkecil, yakni diri sendiri, keluarga, tetangga/masyarakat dan bahkan bangsa Indonesia.

Untuk kembali mengingatkan para kader, bahwa beginilah Kredo KAMMI:

  • Kami adalah orang-orang yang berpikir dan berkendak merdeka. Tidak ada satu orang pun yang bisa memaksa kami bertindak. Kami hanya bertindak atas dasar pemahaman, bukan taklid, serta atas dasar keikhlasan, bukan mencari pujian atau kedudukan.
  • Kami adalah orang-orang pemberani. Hanyalah Allah yang kami takuti. Tidak ada satu makhluk pun yang bisa menggentarkan hati kami, atau membuat kami tertunduk apalagi takluk kepadanya. Tiada yang kami takuti, kecuali ketakutan kepada selain-Nya.
  • Kami adalah para petarung sejati. Atas nama al-haq kami bertempur, sampai tidak ada lagi fitnah di muka bumi ini. Kami bukan golongan orang yang melarikan diri dari medan pertempuran atau orang-orang yang enggan pergi berjihad. Kami akan memenangkan setiap pertarungan dengan menegakkan prinsip-prinsip Islam.
  • Kami adalah penghitung risiko yang cermat, tetapi kami bukanlah orang-orang yang takut mengambil risiko. Syahid adalah kemuliaan dan cita-cita tertinggi kami. Kami adalah para perindu surga. Kami akan menyebarkan aromanya di dalam kehidupan keseharian kami kepada suasana lingkungan kami. Hari-hari kami senantiasa dihiasi dengan tilawah, dzikir, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran, diskusi-diskusi yang bermanfaat dan jauh dari kesia-siaan, serta kerja-kerja yang konkret bagi perbaikan masyarakat. Kami adalah putra-putri kandung dakwah, akan beredar bersama dakwah ini ke mana pun perginya, menjadi pembangunnya yang paling tekun, menjadi penyebarnya yang paling agresif, serta penegaknya yang paling kokoh.
  • Kami adalah orang-orang yang senantiasa menyiapkan diri untuk masa depan Islam. Kami bukanlah orang yang suka berleha-leha, minimalis dan loyo. Kami senantiasa bertebaran di dalam kehidupan, melakukan eksperimen yang terencana, dan kami adalah orang-orang progressif yang bebas dari kejumudan, karena kami memandang bahwa kehidupan ini adalah tempat untuk belajar, agar kami dan para penerus kami menjadi perebut kemenangan yang hanya akan kami persembahkan untuk Islam.
  • Kami adalah ilmuwan yang tajam analisisnya, pemuda yang kritis terhadap kebatilan, politisi yang piawai mengalahkan muslihat musuh dan yang piawai dalam memperjuangkan kepentingan umat, seorang pejuang di siang hari dan rahib di malam hari, pemimpin yang bermoral, teguh pada prinsip dan mampu mentransformasikan masyarakat, guru yang mampu memberikan kepahaman dan teladan, sahabat yang tulus dan penuh kasih sayang, relawan yang mampu memecahkan masalah sosial, warga yang ramah kepada masyarakatnya dan responsif terhadap masalah mereka, manajer yang efektif dan efisien, prajurit yang gagah berani dan pintar bersiasat, prajurit, diplomat yang terampil berdialog, piawai berwacana, luas pergaulannya, percaya diri yang tinggi, semangat yang berkobar tinggi.

KAMMI STKS Bandung harus SIAP mencetak 1000 kader Muslim Negarawan. Allahu Akbar..!! Allahu Akbar..!! Allahu Akbar..!!

Jpeg

Jpeg

Salam hangat dan semangat selalu dalam dekapan ukhuwwah.

*Oleh Joko Setiawan, A Social Worker, Pernah aktif dan memiliki jabatan strategis di KAMMI STKS Bandung periode 2011-2012. Saat ini tinggal di Jepang dalam rangka mengikuti “Asian Social Welfare Workers Training Program” sampai dengan Februari 2016.

Ditulis di Kami-imaizumi, Ebina Shi – Kanagawa Ken, JAPAN
Sabtu pagi, 14 Dzulqo’dah 1436 H/29 Agustus 2015 pukul 07.33 waktu Jepang

Categories: Kampus dan Mahasiswa, Ke-KAMMI-an, Motivasi, Risalah Pergerakan | Tags: , , , , , , , , , | Leave a comment

Post navigation

Ikhwah Berkomentar!!

Blog at WordPress.com.