DM I KAMMI Komisariat ITB-STKS “How to Lead with Heart?”

Oleh Nur Khamidah (Kader baru KAMMI STKS Bandung)

Dimulai dari kata DM I terlebih dahulu. DM I yang diselenggarakan oleh KAMMI merupakan suatu kegiatan pengkaderan yang tadinya menurut pikiran dan bayangan saya sama saja dengan kegiatan pengkaderan lainnya yang pernah saya ikuti walaupun saya hanya mengikuti satu kegiatan dari LDK KMM STKS Bandung. Dengan bekal apa adanya saya memberanikan mendaftarkan diri dalam kegiatan ini tanpa saya tahu akan jadi seperti apa saya nantinya. Tetapi alhamdulillah teman-teman saya merupakan kader dari KAMMI sendiri, jadi rasa takut yang tadinya melanda saat awal pendaftaran semakin berkurang.

DM I KAMMI bagaimana cara saya harus meminta izin kepada kedua orang tua untuk mengikuti kegiatan ini? Bagaimana saya harus menjelaskan kepada orang tua tentang KAMMI, sementara saya buta tentang KAMMI sendiri? Bagaimana jika nanti tidak mendapat ridho dari orang tua untuk masuk ke dalam barisan ini, bukankah ridho Illahi juga ada pada ridho orang tua?

Dengan semua pertanyaan itulah saya memulai mendaftar untuk DM I ini. Dengan hati-hati meminta izin kepada orang tua untuk mengikuti kegiatan ini. Dengan bahasa yang lembut pula saya meminta izin dan ridho dari orang tua yang berada di bumi Allah di Kendal. Izin untuk mengikuti kegiatan ini pun dikantongi, walaupun saya menangkap sebuah redaksi yang sebenarnya menyarankan untuk tidak mengikuti kegiatan ini dengan berbagai alasan dan ketakutan orang tua terhadap organisasi islam di kota sebesar Bandung.

Bermodalkan izin yang belum sepenuhnya diberikan saya mantap melangkah ke dalam barisan ini sekaligus mencari jawaban dari semua pertanyaan yang ada dalam diri saya. Waktunya pun tiba, kegiatan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Babussalam Ciburial. DM I pun dimulai. Saya bertemu akhwat-akhwat yang baik dalam kegiatan ini. Meskipun peserta akhwat hanya berlima, dua dari STKS dan tiga dari UPI itu semua tidak menghalangi langkah saya dan para akhwat lain yang juga baru masuk dalam barisan ini.

Hari pertama kegiatan DM I. Sholat maghrib, sholat Isya’ berjama’ah dengan para santri dan santriwati di pondok pesantren ini membuat saya ingin merasakan hidup di dalam lingkungan pesantren yang sarat akan nilai-nilai keagamaan yang mungkin belum pernah saya dapatkan selama 18 tahun hidup saya. Malam pertama DM I terasa sangat lama awalnya karena langsung dihadapkan kepada materi-materi yang bagus buat para calon kader KAMMI.

Materi pertama tentang Syahadatain. Materi ini berisi tentang apa itu syahadatain, pentingnya syahadatain dalam Islam serta manfaat atau makna dari syahadat itu sendiri. Materi yang benar-benar saya ingat dan resapi adalah tentang makna dari syahadat itu. Makna dari syahadat antara lain: Madkhol Ila Al-Islam (Pintu masuk ke dalam Islam), Khulashoh Ta’alim Islam (Intisari ajaran Islam), Asasul inqilab (Dasar-dasar perubahan), Haqiqotul Da’wah Rasul dan Fadailul A’dhim (ganjaran yang besar).

Materi yang kedua di malam pertama kegiatan tersebut adalah How to Lead with Heart, sesuai tema dari kegiatan yang diusung KAMMI Komisariat ITB-STKS. Dalam materi tersebut banyak hal yang saya dapatkan terkait dengan bagaimana memimpin dan memberikan pengertian dari hati ke hati, terutama dalam berdakwah. Dalam penjelasan tersebut, saya menangkap beberapa hal yang memang harus ada dalam berdakwah. Saya menangkap bahwa dakwah itu adalah komunikasi dan dalam komunikasi tersebut ada dua komunikasi yang dilakukan dalam berdakwah, yaitu secara verbal dan non verbal. Serta dalam penyampaiannya juga memiliki caranya. Cara yang diberikan oleh pemateri adalah pertama harus melihat target terlebih dahulu dan VAK (Visual, Auditori, Kinestetis) yang merupakan tipe-tipe dari setiap individu.

Banyak lagi materi yang saya dapatkan di hari berikutnya, yaitu tentang Problematika Umat, Urgensi Tarbiyah, Peran Pemuda dalam Perubahan Sosial, Syar’i Preuneur, Ke-KAMMI-an dan Islam. Dengan materi-materi yang saya dapatkan itulah pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam diri saya satu per satu terjawab, meskipun masih ada keraguan-keraguan dalam diri yang belum bisa saya jawab.

Dalam kegiatan ini saya diajak untuk ber-muhasabah, tilawah dan sholat malam yang notabene belum saya lakukan secara maksimal di keseharian saya. Dalam kegiatan ini pula saya diketemukan dengan akhwat-akhwat yang baik dan sholehah saudara seiman yang mau membantu saya dalam melaksanakan tugas hafalan surat. Ukhuwah benar-benar terjalin dalam kegiatan ini. Belum pernah saya temukan ukhuwah yang benar-benar terjalin dan membawa kepada kebaikan individu serta kebaikan umat.

Puncaknya saat hari terakhir pada kegiatan ini. Saya tidak tahu apa nama dari kegiatan yang saya jalani pada hari terakhir di pagi hari itu. Saya harus berjalan dan berhenti pada pos-pos yang telah ada. Lagi-lagi saya mendapatkan materi yang membuat saya semakin yakin untuk masuk dalam barisan ini. Saya dan teman-teman mendapatkan materi terkait Ukhuwah dan Jihad Fissabilillah. Saya kira hanya pos-pos biasa seperti yang pernah saya dapatkan di dalam semua kegiatan yang pernah saya ikuti. Tetapi di suatu lapangan saya dan teman-teman peserta lainnya dibariskan dan kami ditanya apa tujuan kami datang ke kegiatan itu, modal kami dalam menjalankan tujuan kami tersebut dan apa yang kami perjuangkan.

Jawaban dari semua pertanyaan itu ada dalam pikiranku, tetapi ternyata jawaban yang saya siapkan keliru. Jawaban sebenarnya dari pertanyaan itu sama sekali belum pernah terpikirkan sebelumnya. Lalu semua menyatukan tujuan, modal dan apa yang diperjuangkan, termasuk saya juga menyatukan pikiran. Setelah semua telah satu tujuan, inilah yang membuat hati saya bergetar. Ikrar Mujahid. Awalnya hanya mendengarkan saja tidak membuat hati saya bergetar sama sekali karena memang belum saya resapi dan pahami sepenuhnya. Akan tetapi setelah saya maju ke depan untuk mengucapkan ikrar tersebut, air mata tak kuasa terbendung dan jatuh. Walaupun awalnya saya tidak mengerti mengapa air mata ini tiba-tiba menampakkan dirinya tanpa seizin saya. Tapi setelah saya mendengar suatu statement dari seorang akhwat yang sudah terlebih dahulu masuk ke dalam barisan ini, aku pun mengerti.

Ikrar selesai, saya dan teman-teman akhwat peserta harus menghadap, saling menatap ke akhwat-akhwat yang telah lebih dahulu bergabung dalam barisan ini. Dan lagi-lagi air mata ini tanpa seizin saya menampakkan dirinya. Akan tetapi kali ini saya langsung bisa memahami apa yang hati dan air mata saya rasakan. Perasaan yang belum pernah saya temukan di dalam organisasi-organisasi lain yang saya ikuti. Ukhuwah. Iya ukhuwah lah yang saya temukan di dalam barisan ini. Saya bersyukur kepada Allah karena telah memberikan kesempatan untuk bergabung dalam barisan ini. InsyaAllah akan saya lakukan yang terbaik dengan ridho Allah.

Itulah sepenggal cerita saya tentang DM I KAMMI. Cerita yang merubah hidup saya menjadi lebih baik Insya Allah. Cerita yang akan saya ceritakan kepada orang tua saya untuk mendapat izin sepenuhnya dan ridho dari orang tua.

Categories: Kegiatan KAMMI | Tags: , , , , , | 2 Comments

Post navigation

2 thoughts on “DM I KAMMI Komisariat ITB-STKS “How to Lead with Heart?”

  1. mntap…

Ikhwah Berkomentar!!

Blog at WordPress.com.